Selasa, 09 Mei 2017

Apakah "SALAH" terlahir sebagai MINORITAS ?

Hari ini, 9 Mei 2017, akhirnya pertama kalinya saya berpikir bahwa semua mimpi yang berhubungan dengan INDONESIA itu hampir mustahil untuk menjadi nyata, ketika saya tinggal di Indonesia sebagai MINORITAS. Akhirnya terlinyas dibenak saya apakah salah terlahir sebagai minoritas ? TIDAK, itu jawaban yang ada di hati kecil saya, karena saya TAHU bahwa INDONESIA tidak seperti ITU namun INDONESIA mendapat IMAGE tersebut hanya karena segelintir manusia yang tidak menggunakan akal sehatnya sebelum bertindak.

Kebetulan, setelah membaca dan mendengar mengenai bagaimana IMAN seorang AHOK dan apa yang dilakukan "MASYARAKAT" terhadap AHOK cukup membuat saya bertanya kenapa TUHAN membiarkan anak-Nya masuk kedalam pencobaan. PENCOBAAN disini bukan pencobaan yang ringan yang terjadi sehari-hari. Jika saya pada posisi Bapak AHOK mungkin saya akan menyerah di tengah jalan. TENTU peran andil keluarga dan orang-orang di sekitar AHOK juga sangat PENTING karena tidak mudah untuk ada di posisi tersebut, apalagi ketika harus siap untuk di hujat dan di fitnah, seperti Bapak Djarot pada saat kampanye PILKADA lalu, dengan besar hati Pa Djarot tetap terlihat tersenyum disetiap foto yang di POST termasuk yang menghina dan KONTRA terhadap beliau. Jadi dari cerita tersebut yang SALAH itu bukan MINORITASnya tapi yang SALAH itu KONSEP yang menganggap bahwa semua orang yang BENAR DAN BERSIH itu SALAH. 

Kasus selanjutnya yang lagi HITS adalah mengenai politikus minoritas yang berambisi menjadi wakil presiden, dia rela menjual iman nya hanya untuk sebuah TAHTA ? Jadi, minoritas juga bisa jadi politikus kalo kalian mau jadi MAYORITAS. Maaf sekali akhirnya perbuatan baik dari MAYORITAS itu tertutup oleh kelakuan segelintir MAYORITAS yang tidak membawa nama AGAMA sebagai sumber kedamaian. 

Hidup di negara yang BERAGAM ini tentu harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleran, segala sesuatu yang berlebih itu memang selalu tidak baik, contohnya seperti TINDAKAN EKSTRIMIS, saya juga tidak setuju dengan bentuk EKSTRIM dari segala agama, bukan hanya MAYORITAS saja. 

Saya bertanya dalam HATI ketika kami mencoba untuk menjadi masyarakat yang toleran kenapa tetap tidak bisa tercapai kehidupan yang aman dan tentram ? Saya mencoba merasionalisasi otak saya untuk tidak menjadi EKSTRIM terhadap suatu AGAMA tertentu, bahkan saya sempat bertanya kenapa sih TUHAN mengizinkan ini terjadi ? Tapi satu jawaban yang pasti adalah TUHAN TIDAK PERNAH MEMBERIKAN PENCOBAAN MELEBIHI KEKUATAN KITA. yah, setidaknya disaat saya diingatkan akan hal yang harus dimiliki adalah kedewasaan rohani dari pemeluk agama tersebut. 

karena lagi ngomongin tentang menoritas, akhirnya saya teringat dengan kejadian yang baru saja terjadi pada saya pada saat saya baru pulang, kejadian ini terjadi di bagian imigrasi BANDARA INTERNATIONAL SOEKARNO HATTA. Pada saat saya dan teman saya pulang, memang jarang ada orang INDONESIA pada flight tersebut dan kebetulan kami hanya berdua pada saat masuk di imigrasi. Ketika kami berharap bahwa ini akan mudah karena sudah dipisahkan antara WNI dan WNA sehingga prosesnya akan cepat, namun yang terjadi adalah teman saya ditanya mengenai sukunya, apakah itu PENTING bagi seorang petugas imigrasi untuk menanyakan SUKU kepada WNI yang mau pulang ke rumah ? 

Kejadian lainnya yang agak menyebalkan juga, pada saat saya naik uber tiba-tiba masnya nanya "maaf yah mbak, maaf. Mbak orang CINA yah?" awalnya ga kepikiran aneh-aneh, ya udahlah gw jawab, iya tapi keturunan doang kok, saya mah orang INDONESIA kan udah punya KTP. 

Nah, tapi kejadian ini berulang beberapa kali dan ternyata teman saya juga ada yang ditanya spt itu oleh ojek online lainnya, apakah masalah ketika anda mengangkut penumpang yang MINORITAS ?

Akhir kata, apakah saya sedih menjadi MINORITAS ? NGGA kok, karena MINORITAS juga manusia yang punya HAK yang HARUSNYA dilindungi oleh NEGARA selama saya punya KTP INDONESIA (kalo beneran iya), tapi untungnya sejauh ini tidak ada kejadian yang tidak mengenakkan atau merugikan saya sebagai MINORITAS. 

Semoga setelah kejadian ini terjadi, MASYARAKAT menjadi MELEK atas PANCASILA & KESERAJATAN antara umat beragama baik MAYORITAS DAN MINORITAS, bukan saling PERANG OMONGAN di MEDIA SOSIAL tapi saling MEMBANTU ! :)