Hallo....
Saya kembali lagi ke media online ini #yey
Walaupun judul kali ini cukup berat untuk dibicarakan dan saya bukan di major tersebut tapi saya akan mencoba membahas dan berbagi cerita mengenai apa yang saya dapat ketika hadir di IYC 2015 kemarin.
Sejujurnya, sebelum datang ke IYC saya masih tidak mengerti dan tidak peduli mengenai MEA itu sendiri, selama setahun ini saya kebetulan tidak terlalu sering update mengenai hal ini, karena sejauh ini yang selalu saya dapatkan berita yang lagi HITS itu tentang DPR ke US, Demo BURUH, pengeboman dan berita bencana alam.
Selama 5 bulan saya di THAILAND, saya tidak tahu terlalu banyak mengetahui apa yang terjadi di JAKARTA tapi selama disana saya hanya berpikir bahwa bagaimana supaya orang meilhat bahwa orang INDONESIA merupakan orang yang menyenangkan namun dapat diandalkan. Tapi, karena saya cukup lama disana saya cukup sering berdiskusi dengan mereka seperti tingkat pendidikan, kesempatan untuk kerja, dsb karena kebetulan bidang saya masih cukup asing kalo di INDONESIA, yaitu BIOTEKNOLOGI. Setelah itu, sebelum datang ke IYC pun itu saya baru pulang dari SINGAPORE karena ada urusan tapi disana juga saya sempat berbincang dengan teman yang sudah bekerja disana, kebetulan temen saya itu senior pas dulu kuliah dan bercerita tentang hidup di SINGAPORE.
Tinggal di kedua negara tersebut walaupun tidak selama saya tinggal di JAKARTA namun membuat saya merasa setelah datang ke IYC melihat masih banyak sektor yang perlu untuk dikembangkan di INDONESIA walaupun terlihatnya di JAKARTA khususnya sudah cukup baik dalam banyak hal.
MEA ? APASIH MEA ? KENAPA HARUS ADA MEA ?
Link tersebut merupakan salah satu link yang saya buka pertama kali ngomongin MEA di IYC kemarin ini, cukup lengkap dan memberikan informasi kepada saya setidaknya apa yang dimaksud dengan MEA itu.
Secara singkatnya saya menangkap bahwa di negara ASEAN akan terbuka secara bebas perdagangan dan supply tenaga kerja. Pada satu sisi adanya MEA ini merupakan suatu peluang, dimana orang-orang bebas untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik dan lebih mudah untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Namun, kesiapan dari sebuah negara juga perlu dipertimbangkan, apakah akhirnya karena banyak tenaga kerja dari luar akhirnya malah tenaga kerja dalam negeri yang akhirnya malah jobless.
Pertama, mungkin otak saya agak tercuci karena baru-baru ini ada berita mengenai DEMO BURUH yang meminta kenaikan UMR, yah memang perlu disayangkan bahwa memang di Indonesia SALARY cukup rendah jika saya bandingkan dengan kedua negara yang memang saya tahu dengan pasti yah berapa perkiraan rate salary mereka. Tapi, mereka juga mementingkan jenjang pendidikan karena yang saya ketahui adalah rate untuk lulusan S1 dan S2 yah.
Agak kurang rasional sih ketika BURUH meminta upah yang tinggi sedangkan sekarang perusahaan saja bisa merekrut lulusan S1 dengan salary yang tidak berbeda jauh, sangat disayangkan jika nanti malahan mereka yang menjadi korban karena akhirnya perusahaan lebih prefer untuk mengambil anak S1, apalagi FRESH GRADUATE kadang mau aja melakukan apapun loh. Karena itu saya masih merasa bahwa INDONESIA masih belum siap untuk menghadapi MEA terutama di sektor tersebut.
Kedua, jujur saja kadang saya sedih ketika ngobrol dengan orang luar padahal sesama masyarakat ASEAN loh tapi keinginan mereka untuk terus belajar juga tinggi dan pemerintah mendukung hal tersebut. Orang INDONESIA itu bukannya tidak sanggup untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi tapi karena dengan lulusan SD/SMP aja kadang mereka masih bisa dapet kerja bahkan kadang masih bisa juga ikut ujian persamaan jadi sebenernya ga sekolah juga masih bisa. setelah punya jenjang lebih tinggi jadi anak SMA lulus mereka juga bisa langsung kerja jadi keinginan untuk belajarnya juga rendah karena mereka lebih money oriented daripada education oriented.
Kemarin sempat dibahas di sesi pertama bahwa untuk SIAP menjadi masyarakat MEA kita harus willing to learn karena dunia terus berkembang, ketika kita cuma puas sama segitu-gitu aja dan hanya bisa menuntut hasilnya pasti kita akan kalah dan ketinggalan jauh.
Ketiga, ketika sudah dimulainya MEA ini seharusnya masyarakat INDONESIA lebih NASIONALIS dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini, NASIONALISME mungkin yah kedengerannya sih susah tapi sebenernya kalo dipikiran saya seorang yang NASIONALIS ialah seseorang yang merasa bangga sebagai seorang INDONESIA, yang mengenal INDONESIA lebih baik dibandingkan dengan orang dari negara lain. Kalo mau jujur juga dari pemikiran saya sendiri saya ga se NASIONALIS itu sih. Tapi, ketika saya tingga di negara orang yah menceritakan mengenai INDONESIA merupakan kebanggaan tersendiri walaupun ga segitu taunya saya mengenai INDONESIA. Hal yang paling menyedihkan adalah ketika akhirnya saya sharing bersama dengan teman saya yang kebetulan juga intern di JEPANG, senseinya bingung loh kenapa dia lebih tau tentang jepang di bandingkan orang jepang dan kurang tau tentang negaranya sendiri, ini buka jelek-jelekin loh tapi emang rumput tetangga selalu terlihat lebih baik dibandingkan dengan rumput sendiri perlu saya akui itu.
So, bagaimana supaya setelah MEA ini kita makin NASIONALIS ? kalo idealnya sih yah kita belajar juga dari seluruh masyarakat di ASEAN ambil yang postifnya supaya bisa kita pakai di INDONESIA dan memajukan INDONESIA, tapi itu idealis banget sih, Jadi yang bisa saya katakan dan bisa saya lakukan adalah mulai mencintai negara kita dari mulai melestarikan apa yang sudah ada di INDONESIA ini bukan karena semena-mena kita sudah bayar nih misalkan ke suatu tempat wisata tapi malah merusak, mencoret-coret dan melakukan hal yang malah bersifat merusak. Sekarang sih JAKARTA sudah terlihat lebih baik yah karena di jalan-jalan sudah tidak ada yang suka pilox pilox tembok lagi, tapi kadang di tempat umum masih bakar sampah sembarangan di rumput lagi, itu kan juga masih bersifat merusak. kurangilah hal-hal yang seperti itu setidaknya.
Keempat, sisi lain dari MEA ini supaya yang kurang mampu bisa meningkatkan status sosialnya dan mengontrol orang yang memiliki kekuasaan supaya tidak seenaknya juga. Tapi entah mengapa MEA ini cukup menakutkan bagi saya karena saya sendiri pun kurang mengerti dengan gimana sistem politik dan ekonominya tapi emang ga bisa lah idealis sebagai manusia sih karena reality selalu berbeda dengan ekspektasi kita
Sejujurnya ini juga saya hanya ingin menyuarakan apa yang saya pikirkan sih ya tanpa maksud apapun. Tapi bener kalo kemaren kata salah satu panelis bahwa kita siap ga siap harus siap menghandapi MEA itu. MEA ga akan nungguin sampe semua orang siap untuk menghadapi itu, kalo nunggu terus mau kapan lagi. MEA memang baik sih kalo secara tertulisnya yah. Tapi hasilnya tetaplah di tangan kita yang melaksanakannya.
Jadi yang sudah sadar mulailah membenahkan diri kalian, yang belom sadar mungkin kalian harus berpikir apa yang akan terjadi di masa depan dulu kali yah. pokoknya prepare yourself for the worst juga deh :)
Salam,
Fita