Senin, 10 Mei 2010

live in _ wonosobo 15 - 20 april 2010 part 5

Keesokan harinya serasa dirumah kami sendiri, kami bangun kesiangan akhirnya kami buru – buru mandi dan langsung pergi ke sekolah SDN 02 Kapencar, untungnya jarak antara sekolah dengan rumah kami sangatlah dekat, sampai – sampai Apri, anak ibu itu tiap kali istirahat pulang kerumah. Asiknya jika bisa seperti itu. Sampai disana kami rame – rame kumpul dulu sebentar dan menerima penyuluhan dari kepala sekolah. Tak lama kemudian kami masuk ke kelas . Dan nuansa kelas 6 yang kami ajarkan itu sangatlah ribut. Kami sampai malu disana . Banyak sekali muridnya, satu kelas isinya 41 siswa. Kami mengajarkan matematika, dan kami cukup di kerjai oleh mereka semua sehingga waktu yang kami miliki tidak cukup . Sangat disayangkan, karena mereka masih mau belajar karena masih ada beberapa yang masih belum mereka ketahui.



Sepulang dari mengajar kami kembali di rumah, dan si ibu mau berangkat ke kondangan, jadi kami memutuskan untuk berkelana sendiri menuju tempat yang kami belum ketahui. Kami memohon izin kepada ibu dan pergi entah kemana tujuan kami, yang kami tau kami hanya berjalan kemana feeling kami menuntun seperti para petualang. Akhirnya di ujung jalan yang mau ke arah Sotonayan kami bertemu dengan Vania dan Fiannisa yang mau berjalan – jalan juga karena mereka di tinggal berdua saja. Akhirnya kami berjalan berempat ke arah atas, kami kira sudah sampai dimana ternyata kami masih berada di daerah Kapencar, namun lumayan jauh dari tempat kami tinggal. Fiannisa dan Vania akhirnya mulai bingung karena tidak ada apa – apa disana jadi mereka memutuskan untuk kembali dan ke arah gereja karena mereka ingin mencari sekolah SDN 02 Kapencar untuk mengajar Bimbel siangnya. Kami yang masih penasaran akhirnya melanjutkan perjalanan kami, masuk kedalam gang kecil yang kami pun tak tahu itu kearah mana, namun dengan pedenya kami melangkah karena pikir kami toh kalo misalkan kesasar kami juga masih bisa kembali ke jalan tadi lagi. Kami terus jalan lagi dan kami bertemu anak – anak SD yang memakai seragam sama dengan pada saat kami mengajar tadi pagi. Kami pun berpikir kalau ada jalan keluar disana. Kami akhirnya mencoba bertanya “Dari SDN 02 yah, De?” mereka hanya mengangguk lalu berlalu, akhirnya kami menemukan jalan pintas . Itu yang terpikirkan oleh kami. Kami berjalan terus hingga bertemu jalan keluar dan di jalan keluar kami bertemu dengan Vanieta dan Ellen yang juga sedang berjalan – jalan. Berbincang sebentar dan akhirnya kami memutuskan untuk jalan bersama , namun di tengah jalan kami bertemu dengan Nicholas Firman (NF) sama orang tua asuhnya, dan tak lama kemudian kami bertemu dengan Helena dan Fenita.
Karena tawaran mereka yang cukup menggiurkan, yaitu kebun teh kami memutuskan untuk ikut dengan mereka . Kami berpisah dengan Vanieta dan Ellen dan kembali ke arah SDN 02, ditenggah jalan kami bertemu dengan Natashya dan Meiliana di rumahnya, niat kami sih hanya ingin membeli Aqua saja. Akhirnya kami pun berjalan lagi. Tapi ternyata yang di SDN 02 belum selesai juga, akhirnya kami pun melangkah ke rumah kami. Si Apri kaget dengan kehadiran kami semua ke rumah, berbincang sebentar dan akhirnya Yessy, Hanna, dan Yoan datang juga. Kami pun pergi lagi ke rumahnya Fenita untuk bertemu dengan Andre, anaknya orang tua asuh Fenita.

Sampai disana, kami berbelanja oleh – oleh . Karena ternyata warungnya Fenita memang warung khusus oleh – oleh dari Wonosobo. Akhirnya kami memilih – milih dan bermain disana kenalan dan bercanda dengan ibu – ibu asuh Helena dan Fenita . Akhirnya Andre pun yang di tunggu – tunggu sudah siap untuk pergi bertualang dengan kami. Akhirnya kami memutuskan untuk mulai berjalan. Perjalanan yang kami tempuh luamayan cukup jauh dan melelahkan . Namun, jerih payah kami tak sia – sia karena pemandangan yang kami dapatkan pun sangat memuaskan menurut kami.


Dan ternyata, waktu pun sudah mepet dan yang terjadi adalah kami telat lagi, ya ampun telat lagi ... Andre kami sebut sebagai si “Bolang” dan dia adalah salah satu murid kami saat di Bimbel. Kelompok kami sangatlah ramai karena isinya anak laki – laki semua. Waduh, yang kali ini lebih parah lagi dari pada yang tadi pagi. Tapi mayoritas mereka sangatlah semangat untuk belajar. Waktu terus berjalan hingga akhirnya belajar kelompok itu selesai. Kami sebelum pulang ke rumah Fenita lagi untuk mengambil sepatu Fita yang tadinya basah kuyup, jadi kami berjalan besama Bu Jes ke bawahnya. Dan ternyata bu Jess tuh baik banget loh. Tak sempat mengobrol lama kami telah sampai di warung tadi. Ngobrol – ngobrol bentar dengan bapak dan ibu disana akhirnya kami pulang. Di jalan menuju pulang kami bertemu dengan Irene dan Devi yang sedang mencari rumah Pak Harsino. Tapi karena tidak kenal akhirnya Fita memberanikan diri tanya sama bapak ketua, bapak asuhnya Yessy dan Fenita dimana rumahnya pa Hasino. Dan kami baru teringat itu adalah rumah di depan kami. Akhirnya kami pulang bersama dengan Irene dan Devi. Di tengah jalan kami bertemu dengan Aprianto dan KiHi. Ternyata mereka yang di rumah pak Harsino dan berniat untuk mengambil barang titipan itu . Berjalan ke rumah Devi lalu kami memutuskan untuk pulang karena malamnya kami ada acara lingkungan (kring).

Setelah sampai dirumah kami bercerita dengan si ibu mengenai apa saja yang kami lakukan tadi. Dan kami bercerita tentang susu sapi murni . Si ibu akhirnya bilang “Itu dirumah yang pink juga punya sapi kok, kalian mau mencoba memeras susu?” kami dengan antusias berkata iya. akhirnya kami pun melakukan acara memeras susu itu. Ternyata tak segampang yang kami kira. Setelah memeras susu, kami langsung pesen sama ibunya. Awalnya mau di kasih gratis, tapi gak enak lah. Akhirnya kami promosi ke yang lain juga . Dan kami berhasil membayar si ibu susu itu. Karena sudah mulai hujan kami memutuskan untuk pulang dan bersiap – siap ke acara lingkungan itu.

Jam 7 pun tiba, kami akhirnya berjalan ke tempat itu dan bertemu dengan yang lain.
Disana kami harus melakukan doa novena dan hal yang amat lucu adalah kami banyak yang lupa doa salam maria . Sungguh hal yang tak dapat terlupakan. Disana kami sharing dan mendengarkan sabda Tuhan. Tak terasa sudah malam dan kami pun kembali ke rumah masing – masing . Devi dan Irene mengambil pesanan susu yang mereka titip tadi. Kami pun pulang dan bersiap – siap tidur lagi. Petualangan kami hari ini cukup memuaskan.

Hari Berikutnya tiba,
Hari Minggu, 18 April 2010

Pagi – Pagi kami dibangunkan oleh ibu. Namun, masih berat mata ini seakan – akan tidak mau pergi. Namun, si ibu sudah menunggu dan kami akhirnya bangun juga. Dengan susah payah kami angun dari kasur kami dan menuju kamar mandi. Ternyata kami cukup lama juga, jadi kami menyarankan ibu untuk jalan duluan bersama Apri agak tidak telat misa.

Kami pun berjalan dengan masih setengah sadar ke gereja. Untung jaraknya juga tidak begitu jauh dari rumah kami. Saat kami datang, Stasi sudah penuh bahkan bangku di luar pun sudah penuh. Melihat kami datang ada beberapa orang yang mengalah dan pindah ke belakang kami . Kami hanya terdiam saja disana karena kami sendiri tidak begitu mengerti tentang apa yang di bicarakan . Kami tidak mengerti bahasa Jawa, itu yang menjadi masalah. Misa itu berlangsung sekitar 2 jam dan saat yang di tunggu – tunggu pun datang. Misa itu berakhir dan kami pun pulang ke rumah masing – masing. Baru sampai di rumah, tiba – tiba kami sudah di panggil lagi untuk kerja bakti bersama – sama di tabah kosong dekat dengan gereja. Tapi ibu tidak mengizinkan kami keluar sebelum makan, katanya kami makan dulu baru pergi. Akhirnya kami izin dan kami makan dulu. Sampai disana kami bingung mau ngapain. sudah banyak sekali orang disana. Akhirnya kami memutuskan untuk membantu sedikit dan hal lucu pun banyak terjadi, saat buang daun – daun itu ke satu tempat, di ketawai oleh warga sekitar karena kami mau mencoba mencangkul dan ternyata kami tidak bisa, dan masih banyak lagi. Tak lama disana kami harus ke ladang, karena kami harus menyelesaikan tugas biologi kami.

Dari tempat kerja bakti tadi kerumah kami cukup melelahkan juga. Sesampainya dirumah, kami beristirahat sebentar dan kami mesti menunggu nenek yang akan pergi ke kondangan (tiap hari dirumah kami pasti ada aja acara undangan). Kami beres – beres dulu apa saja yang harus kami bawa nanti ke ladang. Si ibu sudah siap dan kami pun bergegas untuk segera jalan karena jika semakin siang maka akan semakin panas. Perjalanan kami ke ladang cukup jauh dan cukup melelahkan . Untung saja matahari sedang berbaik hati sehingga dapat berkompromi dengan kami. Perjalanan yang kami tempuh sekitar setengah jam dari jalan raya, banyak hal yang kami tanyakan selama di perjalanan dengan ibu karena kami tidak tahu apa saja yang di sekitar kami. Dari yang awalnya sangat antusias sampai akhirnya kami mulai hafal dengan jenis tumbuhan yang kami lihat dari tadi, kami akhirnya bertanya “Masih jauh gak, Bu?” tanya kami. Kata ibu, “gak kok dikit lagi.” kami benar – benar bahagia mendengar itu. Namun, kenyataannya masih jauh . Kami masih harus terus berjalan keatas sana.

Akhirnya sampai juga di ladang, hal yang kami lakukan pertama adalah duduk. Langit pun mulai terang kembali dan menandakan kami akan segera kepanasan. Kami berjalan terus ke daerah lahan unutk menanam tembakaunya. Kami pun belajar cara menanam tembakaunya dari kakek. Tak berapa lama setelah kami belajar dan bertanya, ibu yang dari tadi menunggu kami sudah mengajak kami pulang.

Tapi sebelum pulang kami mau pergi ke kebun teh dulu. Penasaran bagaimana kebun teh disini. Tapi ternyata hasilnya sama saja dengan di puncak dan di bandung. Namun, berhubung di puncak dan di bandung kami tak pernah berfoto di kebun teh akhirnya kami mengabadikannya. Setelah foto di situ kami terus naik ke atas. Kata ibunya kalo agak jauhan bisa ke pabrik teh. Tapi sudah keburu siang dan kami harus makan siang. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Tentu kami pulang pergi tidak jalan kaki, kami naik mikro (semacam bus kecil).
Mikro saat kami berangkat lumayan bagus loh, lengkap dengan TV dan DVDnya serta speaker yang lumayan besar di depan. Tapi, pas kami pulang hal yang tadi kami rasakan berubah drastis, mikro yang kami tumpangi sekarang itu sangat penuh sesak sampai – sampai kami harus berdiri.

Memang tak lama sih kami harus berdiri, namun karena terlalu banyaknya penumpang yang ada di kendaraa itu membuat jalan yang dekat pun terasa lama. Apalagi banyak yang minta berhenti, jadi sebentar jalan sebentar berhenti. Sudah penuh saja masih nyari penumpang lagi. Akhirnya penderitaan itu selesai kami rasakan . Kami turun di tempat saat kami datang pertama kali, beristirahat sebentar sambil makan dan bercerita – cerita dengan ibu di rumah.Lalu kami berkelana kembali dan berkunjunglah kami ke rumahnya vania. Enak banget, kamarnya dibawah. Terus kami iseng – iseng minta Vania dan Fiannisa untuk membuatkan teh, tapi ternyata apa yang terjadi dengan teh itu ? Ayo coba tebak . Pasti tak tertebak karena memang tidak dapat di gambarkan dengan kata – kata. Itu entah teh apa, masa tehnya isinya daun teh semua, dari pada air dan gula jelas daun teh itu sangat mendominasi. Saat kami melihat jam tak terasa sore pun telah tiba dan hal yang dilakukan kembali hari ini adalah memeras susu kembali, namun kali ini kami melakukannya ramai – ramai. Setelah itu juga kami foto bersama si sapi di depan rumah kami. Cukup unik juga cerita saat memerah sapi itu. Bahkan ada yang sampai ketagihan.

Tak terasa setelah kami foto – foto dan meminum susu sambil bercerita langit sudah mulai gelap dan teman – teman kami telah di cari oleh orang tua asuh masing – masing. Jadi pada hari itu semua bubar dan kembali kerumah masing – masing. Akhirnya kami memutuskan untuk menyelesaikan tugas kami, yaitu sharing sesuai dengan panduan di buku, hal tersebut sangat asik, karena semua itu menambah wawasan kami tentang kehidupan bersosial. Hari ini juga sangat melelahkan, tapi entah kenapa kami tidak dapat tidur dengan cepat kali ini, tak terasa tinggal 1 hari lagi kami bisa bermain disini. Akhirnya kami pun tertidur dengan pulas, karena tujuan kami berikutnya adalah Dieng dan Kota Wonosobo.

Sabtu, 08 Mei 2010

live in _ wonosobo 15 - 20 april 2010 part 4

Asli tuh ibua dan keluarga bae bener . Gw di suruh makan mulu sama mereka .
Gw sama friska aja mpe stress gmana makannya .
Mana di rumah itu klo gak di makan, makanannya di buang lg .
Lbih" dr d jkarta . Hhaha . Akhirnya kita mau gak mau ya hrus makan disana .
Tiap ari kita merasakan yg namanya kenyang bego .

Gak pagi,
Gak siang,
Gak sore,
Gak mlem .
Ckck .


Tiap hr aja kita knyang bego . Haha :)

Tgl 17 april 2010 .
Hr ke 2 kami tnggal n bner" tnggal di wonosobo .
♥ Ħä⌣ªˆ◦ˆĦã⌣ªˆ◦ˆĦå⌣ª...

To be continue deh :)